Artikel Konservasi Taman Nasional

Berita Taman Nasional

Taman Nasional Komodo Raih Penghargaan Internasional

Taman Nasional Komodo

LABUAN BAJO, 20 Juni 2025 – Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur kembali mengukir prestasi membanggakan dengan meraih penghargaan “Best Ecotourism Destination 2025” dari World Tourism Organization (UNWTO). Penghargaan ini diberikan atas komitmen taman nasional dalam menjaga kelestarian ekosistem sambil mengembangkan pariwisata berkelanjutan.

Komodo: Warisan Dunia yang Terjaga

Direktur Komodo National Park, Dr. Sari Wulandari, menjelaskan bahwa penghargaan ini merupakan hasil kerja keras seluruh tim dalam menjaga habitat alami komodo dan ekosistem laut yang unik. “Kami berhasil mempertahankan populasi komodo yang kini mencapai 3.012 ekor, meningkat 8% dari tahun sebelumnya,” ungkapnya dalam konferensi pers, Selasa (18/6).

Taman nasional seluas 1.733 km² ini tidak hanya menjadi rumah bagi reptil purba komodo, tetapi juga melindungi keanekaragaman hayati laut yang luar biasa. Perairan di sekitar pulau-pulau dalam taman nasional ini menjadi habitat bagi lebih dari 1.000 spesies ikan dan 260 spesies karang.

Program Konservasi Inovatif

Keberhasilan Komodo National Park tidak lepas dari berbagai program konservasi inovatif yang diterapkan. Program “Komodo Guardian” yang melibatkan masyarakat lokal sebagai penjaga taman telah berjalan selama tiga tahun dan terbukti efektif mengurangi aktivitas ilegal hingga 75%.

“Kami menggunakan teknologi drone dan kamera trap untuk memantau pergerakan komodo secara real-time. Data yang terkumpul membantu kami memahami pola hidup dan kebutuhan habitat mereka dengan lebih baik,” jelas Dr. Ahmad Rizki, peneliti senior di taman nasional.

Dampak Ekonomi Positif

Pengembangan ekowisata di Taman Nasional Komodo juga memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar. Pada tahun 2024, taman nasional ini dikunjungi oleh 485.000 wisatawan dengan kontribusi ekonomi mencapai Rp 2,8 triliun.

Bapak Yohanes Taek, Ketua Asosiasi Pemandu Wisata Komodo, mengungkapkan bahwa program pelatihan pemandu lokal telah memberikan mata pencaharian bagi 847 keluarga di sekitar taman nasional. “Kami bangga bisa menjadi bagian dari upaya konservasi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Tantangan dan Masa Depan

Meski meraih berbagai prestasi, Taman Nasional Komodo masih menghadapi tantangan, terutama terkait perubahan iklim dan tekanan antropogenik. Kenaikan suhu air laut telah memengaruhi ekosistem terumbu karang, sementara aktivitas wisata yang tidak terkontrol dapat mengganggu habitat komodo.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pengelola taman nasional berencana menerapkan sistem kuota kunjungan yang lebih ketat dan mengembangkan program edukasi konservasi yang lebih komprehensif. “Kami ingin memastikan bahwa keajaiban alam ini dapat dinikmati generasi mendatang,” tegas Dr. Sari.

Inspirasi untuk Taman Nasional Lain

Keberhasilan Komodo National Park diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi 54 taman nasional lainnya di Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berencana mengadopsi model pengelolaan Komodo untuk diterapkan di taman nasional lain, khususnya yang memiliki potensi ekowisata tinggi.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Prof. Dr. Bambang Susantono, menyatakan bahwa pemerintah akan terus mendukung pengembangan taman nasional sebagai destinasi ekowisata kelas dunia. “Taman nasional bukan hanya kawasan konservasi, tetapi juga motor penggerak ekonomi hijau Indonesia,” pungkasnya.

Baca Artikel Lainnya